KLASIFIKASI SHOLAT SUNAH



Shalat sunah adalah shalat yang tidak harus dilakukan. Jika shalat sunah dilaksanakan akan mendapat pahala dan apabila meninggalkan maka tidak mendapat dosa. Berikut ini merupakan klasifikasi beberapa shalat sunah yang hukumnya sunah muakad.
1.      Shalat Hari Raya
Shalat hari raya ada dua yaitu shalat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Kedua shalat sunah tersebut hukumnya adalah sunah mukaad. Shalat hari raya dilaksanakan ketika antara terbitnya matahari dan condongnya matahari. Berikut merupakan dalil tentang shalat Hari Raya.
عن ابي سعيد قال كان رسو ل الله يخرج يوم الفطروالاضحى الى الصلى واول شيءيبد ابه الصلا ة ثم ينصر ف فيقو م مقا بل النا س على صفو فهم فيعظهم ويا مرهم (متفق عليه)
Dari Abi Sa’id berkata: Rasulullah keluar pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha menuju ke tempat shalat, dan permulaan perkara yang beliau lakukan ialah shalat, kemudian berpaling, berdiri dihadapan manusia, sementara mereka menetapi barisan, lalu beliau memberikan wejangan dan perintah kepada mereka. (HR Bukhari Muslim).”
2.      Shalat Gerhana
Shalat gerhana ada dua yaitu gerhana bulan (khusuf) dan gerhana matahari (kusuf). Hukum kedua shalat sunah tersebut adalah sunah mukaad. Jika seseorang tertinggal kemudian tidak mengerjakan shalat gerhana, maka tidak wajib mengqadla. Waktu untuk mengerjakan shalat gerhana ialah selama gerhana masih berlangsung. Berikut dalil tentang shalat gerhana.
ان الشمس والقمر ايتا ن من ايات الله لا ينكسفا ن لمو ت احد ولا احيا ته فاذا رايتمو هما فا دعوا الله وصلوا   حتى تنكشف (متفق عليه)
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah, tidak akan mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak pula karena kehidupan seseorang, jika kalian melihat keduanya (gerhana), maka berdo’alah kepada Allah dan shalatlah hingga pulih gerhananya. (HR. Bukhari Muslim).”
3.        Shalat Istisqa’
Shalat istisqa’ adalah shalat memohon hujan kepada Allah. Shalat ini disunahkan bagi yang bermukim dan musafir, ketika memebutuhkan air karena lamanya tidak turun hujan dan keringnya mata air. Berikut dalil tentang shalat Istisqa’.
فقلت استغفروا ربكم انهو كان غفارايرسل السماء عليكم مدرارا
“Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. (QS. Nuh10-11).”
4.      Shalat Tahajud
Shalat tahajud merupakan shalat yang paling utama setelah shalat wajib. Shalat Tahajud dilakukan dengan 2 rakaat salam. Waktu pelaksanaan shalat tahajud adalah setelah shalat isya dan setelah tidur sampai waktu subuh. Lebih utama jika dilakukan disepertiga malam.
Berikut dalil tentang shalat tahajud.
ومن الليل فتهجد به نا فلة لك (الاسراء)
“Dan pada sebagian malam bertahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. (QS.Ira’ 79).”
5.      Shalat Dluha
Shalat dluha merupakan shalat yang dilakukan pada siang hari. Dilakukan sejak matahari meninggi kira-kira setinggi tiga tombak samapi zawal atau tepat ditengah-tengah langit. Shalat dluha minimal 2 rakaat dan maksimal 8 rakaat, dan ada juga yang berpendapat 12 rakaat. Orang yang mau melaksanakan shalat dluha maka Allah akan membangunkan istana di surga. Berikut dalil tentang shalat dluha.
اوصل ني خليلي بثلا ث صيا م ثلاثة ايام من  كل شهر ور كعتى الضحى وان اوتر قبل ان انام
“Kekasihku Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam berpesan kepadaku untuk berpuasa selama tida hari setiap bulan, shalat dua rakaat dluha, dan shalat witir sebelum aku tidur. (HR.Al-Bukhari dan Muslim).”

6.      Shalat Tarawih
Shalat tarawih disebut dengan Qiyamu Ramadhan. Jumlahnya 20 rakaat pada setiap malam, dilakukan setelah shalat isya sebelum witir sampai subuh. Berikut dalil tentang shalat tarawih.
من قام رمضان ايمانا واحتساباغفرله ماتقد م من ذنبه
“Barang siapa yang melakukan Qiyamu Ramadlan dengan iman (membenarkan bahwa hal itu adalah haq) dan ikhlas (karena Allah) maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Baca Juga

Komentar